PPATK: Kripto & Judi Online Jadi Jalur Cuci Uang

Di tengah maraknya transaksi digital dan meningkatnya penggunaan kripto di Indonesia, PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan) kembali merilis laporan mengejutkan. Dalam laporan tersebut, PPATK mengungkap skema pencucian uang terbaru yang melibatkan aset kripto dan situs judi online ilegal.
PPATK analisis transaksi mencurigakan
Pelaku mencuci uang lewat kripto dengan memanfaatkan celah teknologi dan memanfaatkan minimnya regulasi terhadap aset digital. Mereka menjalankan modus ini secara aktif, sehingga aparat kesulitan mendeteksi transaksi yang terjadi. Lalu, bagaimana skema pencucian uang ini berjalan? Dan apa peran PPATK dalam membongkarnya?
Apa Itu PPATK?
Sebelum membahas lebih jauh, kita perlu mengenal PPATK. Lembaga ini berdiri untuk mendeteksi dan menganalisis transaksi keuangan yang mencurigakan, terutama yang berpotensi melibatkan pencucian uang dan pendanaan terorisme.
PPATK tidak memiliki kewenangan untuk menangkap pelaku, tetapi bekerja sama dengan aparat penegak hukum seperti KPK, Bareskrim, Kejaksaan, dan lembaga lainnya untuk menindaklanjuti hasil analisis mereka.
Pencucian Uang Lewat Kripto dan Judi Online
Menurut PPATK, tren pencucian uang mulai bergeser ke ranah digital. Pelaku tidak lagi menggunakan cara lama seperti pembelian aset fisik atau pencampuran dana lewat usaha kecil, melainkan memanfaatkan teknologi seperti:
- Situs judi online (ilegal)
- Dompet digital
- Exchange kripto (terutama yang tidak berizin)
Polanya:
- Pelaku kejahatan menyetor uang hasil korupsi, narkoba, atau penipuan ke platform judi online.
- Setelah “bermain” dan menciptakan kemenangan palsu, mereka menarik kembali dana sebagai uang “bersih”.
- Mereka kemudian mengonversi dana tersebut ke kripto, seperti Bitcoin atau Tether.
- Pelaku memindahkan kripto ke wallet luar negeri atau menjualnya kembali lewat exchanger gelap.
Data Transaksi Mencurigakan Meningkat
PPATK mencatat adanya lonjakan transaksi mencurigakan yang melibatkan aset kripto selama dua tahun terakhir. Di tahun 2024 saja, teridentifikasi lebih dari 1.200 laporan transaksi mencurigakan yang berkaitan dengan judi online dan kripto.
Sebagian besar transaksi ini menggunakan exchange luar negeri yang tidak terdaftar di Bappebti dan tidak memiliki sistem verifikasi KYC (Know Your Customer), sehingga menyulitkan pelacakan identitas pelaku.
Mengapa Kripto dan Judi Online Dipilih?
Pelaku memilih kripto dan judi online karena beberapa alasan utama:
Memanfaatkan anonimitas tinggi: Kripto memungkinkan transaksi tanpa menggunakan nama asli.
Melakukan transaksi cepat lintas negara: Kripto memungkinkan pengiriman dana tanpa terikat batas negara.
Mengakses judi online yang mudah dan tidak terpantau: Banyak situs beroperasi dari luar negeri dan secara ilegal melayani pengguna Indonesia.
Mempersulit pelacakan transaksi: Tanpa kerja sama internasional, aparat sulit melacak aliran dana tersebut.
Langkah PPATK Menghadapi Modus Baru Ini
PPATK tidak tinggal diam. Beberapa strategi yang sudah diterapkan meliputi:
- Koordinasi dengan Bappebti, Kominfo, dan OJK untuk menindak exchanger ilegal.
- Peningkatan teknologi deteksi transaksi mencurigakan berbasis data dan AI.
- Penguatan kerja sama internasional, terutama dengan Financial Intelligence Unit (FIU) negara lain.
- Pendidikan publik, agar masyarakat tidak terlibat, baik sengaja maupun tidak sengaja.
Risiko Bagi Masyarakat Umum
Yang sering tidak disadari, masyarakat biasa juga bisa jadi korban atau alat bantu pencucian uang. Contohnya:
- Menyewakan rekening ke orang tak dikenal.
- Menerima transfer dengan alasan “pinjam akun dulu”.
- Bermain di situs judi online ilegal yang digunakan sebagai jalur pencucian uang.
Hal-hal seperti ini bisa berakibat serius secara hukum. PPATK mengimbau masyarakat untuk tidak tergiur dengan uang cepat, dan selalu mengecek legalitas platform yang digunakan.
Penutup
Temuan PPATK soal skema pencucian uang lewat kripto dan judi online adalah pengingat bahwa teknologi bisa jadi alat kejahatan bila tak diawasi dengan benar. Dunia digital yang cepat dan anonim memang memberi kemudahan, tapi juga membawa risiko.
Kini, tugas kita bersama adalah lebih waspada, cerdas finansial, dan tidak terlibat dalam aktivitas keuangan mencurigakan. PPATK sudah membuka jalannya—sekarang tinggal bagaimana kita ikut menjaga agar sistem keuangan kita tetap bersih dan aman.