1. Bukan Sekadar Crazy Rich: Kiprah Sosial yang Membumi
Banyak orang mengenal Ahmad Sahroni dari koleksi mobil mewah dan gelar “Crazy Rich Tanjung Priok”. Namun di balik citra glamor itu, ada sisi sosial yang jarang tersorot. Sejak duduk di kursi DPR, ia konsisten memberi perhatian pada kampung halamannya di Tanjung Priok.
Sahroni sering hadir langsung di tengah warga, membantu mereka saat menghadapi masalah pendidikan, kesehatan, maupun infrastruktur. Program beasiswa untuk anak-anak kurang mampu, dukungan bagi UMKM lokal, hingga bantuan darurat bagi korban bencana menjadi bagian nyata dari peran sosialnya. Bagi Sahroni, kekayaan bukan sekadar untuk gaya hidup, tetapi juga alat untuk membantu sesama.
2. Dari Penundaan Kuliah hingga Meraih Gelar Doktor
Jarang ada yang menyinggung perjalanan pendidikannya, padahal kisah itu sama menariknya dengan perjalanan hidupnya. Setelah lulus SMA, ia tidak langsung kuliah karena kondisi ekonomi. Ketika kondisi hidupnya mulai stabil, ia kembali mengejar pendidikan dan berhasil menyelesaikan S1, lalu berlanjut ke S2, hingga meraih gelar doktor hukum.
Ketekunannya membuktikan bahwa pendidikan tidak mengenal usia. Filosofinya sederhana: ilmu adalah bekal yang tak pernah habis. Ia ingin menjadi contoh bagi generasi muda bahwa menunda pendidikan bukan berarti menyerah. Justru, kesempatan selalu ada selama ada kemauan.
3. Gaya Komunikasi Politik yang Blak-blakan
Di era politik penuh formalitas, Sahroni tampil berbeda dengan gaya komunikasi yang lugas, blak-blakan, dan apa adanya. Ia tidak segan menanggapi isu panas lewat media sosial dengan bahasa yang mudah dipahami rakyat.
Meski kadang menimbulkan kontroversi, gaya ini justru membuatnya dekat dengan publik. Banyak masyarakat menilai Sahroni sebagai politisi yang tidak berjarak—bicara apa adanya tanpa basa-basi. Ia juga sering menggunakan platform digital untuk merespons kritik, menunjukkan keterbukaan terhadap suara rakyat.
4. Dunia Otomotif sebagai Jalur Diplomasi Sosial
Hobi otomotif Sahroni sering dianggap sekadar gaya hidup. Padahal, ada fungsi sosial yang melekat di balik aktivitas ini. Ia kerap menggunakan komunitas otomotif untuk menggalang kegiatan amal, seperti penggalangan dana bencana, santunan anak yatim, hingga mendukung kegiatan sosial.
Sebagai Ketua Harley Davidson Club Indonesia (HDCI), Sahroni mampu mengubah dunia otomotif dari sekadar hobi berkendara menjadi ruang untuk menumbuhkan solidaritas. Otomotif baginya adalah jembatan untuk membangun kebersamaan lintas kelas sosial.
5. Antara Politisi, Pengusaha, dan Ayah
Di luar sorotan publik, Sahroni adalah seorang ayah dari dua anak. Kehidupan pribadinya menunjukkan sisi lain yang lebih humanis. Meski sibuk dengan dunia bisnis dan politik, ia tetap berusaha menjaga waktu untuk keluarga.
Ia kerap menekankan pentingnya keseimbangan hidup. Menurutnya, keluarga adalah fondasi yang membuat seseorang tetap membumi. Nilai inilah yang membuatnya tidak terjebak dalam euforia kekayaan, karena selalu ada tanggung jawab lebih besar di rumah.
6. Inspirasi untuk Generasi Muda
Perjalanan hidup Sahroni kerap menjadi cerita inspiratif bagi banyak anak muda di Jakarta Utara. Ia bukan hanya simbol kesuksesan finansial, tetapi juga bukti nyata bahwa kerja keras, pendidikan, dan kepedulian sosial bisa berjalan beriringan.
Pesannya jelas: siapapun bisa berhasil, meski berasal dari latar belakang sederhana. Namun yang lebih penting, keberhasilan harus memberi manfaat bagi lingkungan sekitar.
Kesimpulan
Ahmad Sahroni lebih dari sekadar “Crazy Rich Tanjung Priok”. Ia adalah sosok yang mengajarkan arti perjuangan, pentingnya pendidikan, gaya komunikasi yang terbuka, serta kepedulian sosial yang tulus. Dari otomotif hingga dunia politik, ia memanfaatkan setiap ruang untuk membangun solidaritas.
Sisi inilah yang jarang disorot media: bahwa di balik kemewahan, ada figur yang tetap berpijak pada realitas sosial. Dan mungkin inilah alasan mengapa perjalanan hidup Ahmad Sahroni akan terus relevan sebagai inspirasi bagi banyak orang di Indonesia.
