NasionalTrending

Kebakaran Hebat di Pengadegan Jaksel: Puluhan Rumah Ludes, Warga Panik Berlarian

Kronologi Kejadian

Kebakaran besar mengguncang kawasan padat penduduk di Pengadegan, Pancoran, Jakarta Selatan pada Jumat sore, 10 Oktober 2025. Api mulai terlihat sekitar pukul 15.18 WIB di Jalan Pengadegan Timur II, tepatnya di RT 04/RW 02. Dalam waktu singkat, kobaran api langsung membesar dan menjalar ke sejumlah rumah kontrakan serta lapak di sekitarnya.

Petugas pemadam kebakaran yang menerima laporan segera di kerahkan ke lokasi. Awalnya enam unit mobil pemadam di terjunkan, namun karena api terus meluas, jumlah armada di tingkatkan menjadi 15 unit dengan sekitar 45 personel. Jalan sempit dan padat bangunan membuat proses pemadaman cukup sulit, di tambah kondisi angin yang cukup kencang.

Sekitar pukul 16.10 WIB, api mulai berhasil di lokalisir. Meski begitu, petugas masih melakukan pendinginan selama lebih dari satu jam untuk memastikan tidak ada bara tersisa yang bisa memicu kebakaran susulan.


Skala Kerusakan dan Dampak di Lapangan

Kebakaran tersebut menghanguskan puluhan bangunan semi permanen, termasuk rumah kontrakan, lapak barang bekas, dan kios kecil yang menjadi sumber penghidupan warga sekitar. Dari pendataan awal, sekitar 65 unit kontrakan di laporkan ludes terbakar, sementara api melahap area seluas kurang lebih 250 meter persegi.

Warga tampak panik dan berlarian menyelamatkan diri serta barang-barang berharga. Banyak di antara mereka yang tidak sempat membawa apa pun karena api menjalar begitu cepat. Beberapa warga berusaha membantu petugas dengan alat seadanya, seperti ember dan selang air rumah tangga, namun kobaran api terlalu besar untuk dikendalikan tanpa peralatan profesional.

Asap hitam pekat membumbung tinggi dan terlihat dari radius beberapa kilometer. Banyak warga di kawasan sekitar keluar rumah untuk menyaksikan peristiwa tersebut. Lalu lintas di sekitar lokasi juga sempat tersendat karena banyak kendaraan berhenti untuk menghindari area terdampak.

Hingga malam hari, belum ada laporan mengenai korban jiwa. Namun sejumlah warga di kabarkan mengalami luka ringan akibat terpapar panas dan asap. Petugas medis di siagakan di lokasi untuk memberikan pertolongan darurat bagi warga yang membutuhkan.


Dugaan Penyebab Kebakaran

Dugaan sementara menyebutkan bahwa kebakaran ini dipicu oleh korsleting listrik di salah satu rumah kontrakan. Dari titik awal percikan tersebut, api dengan cepat membesar dan merembet ke bangunan lain yang saling berhimpitan. Material bangunan yang sebagian besar dari kayu dan tripleks membuat api mudah menyebar.

Petugas dari Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan menyebut, kondisi pemukiman yang padat dan minim akses jalan memperlambat proses pemadaman. Beberapa kendaraan pemadam bahkan kesulitan masuk karena jalan sempit dan dipenuhi warga yang panik.

Hingga kini, tim gabungan masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk memastikan titik awal api serta penyebab pasti kebakaran. Pemerintah setempat juga tengah menghitung total kerugian materiil yang dialami warga.


Warga Mengungsi dan Butuh Bantuan

Puluhan kepala keluarga terdampak kini harus kehilangan tempat tinggal. Mereka terpaksa mengungsi ke rumah saudara atau menempati posko darurat sementara yang disiapkan oleh pihak kelurahan. Kondisi di posko cukup memprihatinkan; banyak warga hanya membawa pakaian yang melekat di badan.

Sejumlah lembaga kemanusiaan dan relawan mulai berdatangan untuk menyalurkan bantuan berupa makanan, air mineral, pakaian layak pakai, dan alas tidur. Petugas juga menyiapkan dapur umum dan pos kesehatan sementara di sekitar area terdampak.

Bagi sebagian besar warga, kebakaran ini menjadi pukulan berat. Selain kehilangan rumah, banyak juga yang kehilangan alat kerja dan sumber penghasilan. Beberapa lapak rongsok dan kios kecil yang sehari-hari menjadi tumpuan ekonomi kini hanya tersisa puing.


Respons Pemerintah dan Petugas

Pemerintah Kota Jakarta Selatan bersama aparat terkait langsung turun ke lokasi untuk melakukan koordinasi penanganan. Petugas pemadam masih berjaga di titik-titik rawan untuk memastikan api benar-benar padam. Selain itu, tim kelurahan dan kecamatan juga mendata korban terdampak untuk kebutuhan penyaluran bantuan.

Kepala Suku Dinas Gulkarmat Jaksel menyebutkan bahwa respon cepat warga dalam melapor turut membantu mengurangi potensi meluasnya kebakaran. Dalam situasi padat seperti Pengadegan, keterlambatan beberapa menit saja bisa membuat api menjalar ke blok lain dan menimbulkan kerusakan lebih besar.

Petugas juga mengimbau warga untuk lebih waspada terhadap instalasi listrik di rumah kontrakan atau lapak usaha. Banyak bangunan semi permanen di kawasan padat yang menggunakan kabel tidak standar dan sambungan liar, yang sangat rawan menimbulkan korsleting.


Ancaman dan Risiko Pasca-Kebakaran

Setelah api padam, ancaman lain yang tak kalah berbahaya adalah sisa bara dan struktur bangunan yang rapuh. Petugas mengingatkan warga agar tidak mendekati puing-puing hingga proses pendinginan dan pemeriksaan selesai. Selain risiko kebakaran ulang, reruntuhan bangunan yang sudah hangus bisa runtuh sewaktu-waktu.

Kebakaran juga menimbulkan dampak lingkungan. Asap pekat yang sempat menyelimuti wilayah Pancoran menyebabkan kualitas udara menurun tajam. Bagi warga dengan masalah pernapasan, terutama anak-anak dan lansia, kondisi ini berisiko memperparah kesehatan.

Selain itu, kebutuhan sanitasi dan air bersih di lokasi pengungsian menjadi tantangan tersendiri. Pemerintah daerah diharapkan segera mengirimkan bantuan logistik dan mempercepat pembangunan posko bantuan sementara.


Pelajaran dan Upaya Pencegahan

Insiden di Pengadegan kembali mengingatkan pentingnya kesadaran pencegahan kebakaran di kawasan padat penduduk. Beberapa langkah penting yang bisa diterapkan antara lain:

  1. Pemeriksaan Instalasi Listrik Secara Berkala
    Hindari penggunaan kabel sambungan yang berlebihan. Gunakan komponen listrik berstandar SNI dan segera ganti kabel yang mulai mengelupas.
  2. Gunakan Material Bangunan yang Lebih Aman
    Bila memungkinkan, ganti dinding kayu atau tripleks dengan material yang lebih tahan api seperti bata ringan atau semen.
  3. Sediakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
    Warga dapat bergotong royong membeli satu atau dua unit APAR untuk ditempatkan di area strategis agar dapat digunakan saat kebakaran baru mulai terjadi.
  4. Jaga Jarak Antar Bangunan
    Walau sulit di kawasan padat, menjaga celah minimal antar rumah dapat membantu mencegah penyebaran api secara cepat.
  5. Edukasi dan Simulasi Evakuasi
    Pemerintah setempat bisa mengadakan pelatihan sederhana bagi warga agar lebih sigap saat menghadapi kebakaran.

Kawasan padat seperti Pengadegan memang membutuhkan perhatian ekstra. Kebakaran tidak hanya menimbulkan kerugian materi, tetapi juga mempengaruhi kondisi sosial, ekonomi, dan psikologis masyarakat. Upaya pencegahan berbasis komunitas menjadi kunci untuk mengurangi risiko di masa mendatang.


Kesimpulan

Kebakaran besar yang terjadi di Pengadegan, Jakarta Selatan, pada Jumat sore 10 Oktober 2025 menjadi pengingat pahit bagi warga ibu kota akan pentingnya kewaspadaan terhadap bahaya listrik dan bangunan padat. Puluhan rumah kontrakan dan lapak usaha hangus terbakar, memaksa banyak keluarga kehilangan tempat tinggal dalam sekejap.

Meski petugas pemadam berhasil mengendalikan api dalam waktu relatif cepat, kerugian yang ditimbulkan tetap sangat besar. Kini, perhatian pemerintah dan solidaritas warga dibutuhkan untuk membantu para korban memulihkan kehidupan mereka.

Kebakaran ini sekaligus menjadi refleksi penting: bahwa di tengah kehidupan urban yang semakin padat, keselamatan dasar seperti sistem listrik yang aman dan kesiapsiagaan warga harus menjadi prioritas utama.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button