NasionalTrending

Grand Mall Bekasi Tutup: Kronologi, Dampak, dan Harapan yang Tersisa

Kenangan Mall yang Pernah Jadi Ikon Bekasi

Bagi warga Bekasi, Grand Mall bukan sekadar tempat belanja. Ia adalah simbol kemajuan kota yang sempat menjadi pusat hiburan, kuliner, dan gaya hidup di awal 2000-an. Mall yang terletak di kawasan Harapan Mulya, Medan Satria, ini dulu ramai setiap akhir pekan, menjadi tujuan keluarga untuk menonton film, berbelanja, atau sekadar nongkrong bersama teman.

Namun, suasana itu kini tinggal kenangan. Setelah beroperasi puluhan tahun, Grand Mall Bekasi resmi menutup pintunya pada awal 2025. Pintu masuk utama tertutup rapat, papan nama mall mulai kusam, dan area parkir yang dulu padat kini terlihat sepi seperti bangunan yang kehilangan jiwa.


Kapan dan Mengapa Grand Mall Bekasi Tutup

Sejak awal Januari 2025, operasional mall berhenti sepenuhnya. Tenant-tenant utama sudah angkat kaki, beberapa toko kecil mencoba bertahan, tapi akhirnya ikut menutup usaha karena pengunjung nyaris tidak ada. Banyak warga Bekasi yang sempat datang mengaku terkejut melihat keadaan mall yang kini sunyi bak bangunan kosong.

Ada sejumlah faktor yang disebut menjadi penyebab utama penutupan Grand Mall Bekasi:

  1. Penurunan Pengunjung yang Tajam
    Dalam lima tahun terakhir, daya tarik mall menurun drastis. Munculnya pusat perbelanjaan baru seperti Summarecon Mall Bekasi dan Mega Bekasi Hypermall membuat konsumen beralih. Ditambah lagi, masyarakat kini lebih memilih berbelanja online ketimbang datang ke pusat perbelanjaan.
  2. Dampak Panjang Pandemi COVID-19
    Pandemi membuat banyak mall kehilangan ritme. Pembatasan sosial, penurunan daya beli, dan perubahan kebiasaan membuat operasional menjadi berat. Setelah pandemi, Grand Mall kesulitan bangkit karena tenant tidak kembali dan pengunjung masih enggan berkerumun.
  3. Biaya Operasional Tinggi
    Pedagang di dalam mall sempat mengeluhkan mahalnya biaya sewa dan listrik yang tidak sebanding dengan omzet yang mereka dapat. Situasi ini membuat banyak tenant memilih pindah ke lokasi lain atau menutup usaha mereka sepenuhnya.
  4. Kurangnya Pembaruan dan Inovasi
    Sementara mall lain berbenah dengan konsep modern dan event menarik, Grand Mall terkesan stagnan. Desain interior dan fasilitasnya jarang diperbarui, membuat pengunjung muda merasa kurang tertarik. Di era digital, tempat yang tidak menawarkan pengalaman baru sulit bertahan.

Dampak bagi Pedagang dan Pekerja

Penutupan Grand Mall Bekasi bukan hanya kisah tentang gedung yang sepi, tapi juga tentang banyaknya orang yang kehilangan mata pencaharian.

Para pedagang yang sudah bertahun-tahun menyewa kios di dalam mall harus menanggung kerugian besar karena stok barang tidak laku. Beberapa di antaranya bahkan terpaksa menjual perlengkapan toko dengan harga murah hanya untuk menutup biaya operasional terakhir.

Karyawan tenant, petugas keamanan, hingga pekerja kebersihan juga ikut terdampak. Tanpa kejelasan dari pihak pengelola, banyak dari mereka akhirnya mencari pekerjaan lain di sektor informal.


Reaksi Warga dan Kenangan yang Tertinggal

Bagi warga Bekasi, penutupan Grand Mall terasa seperti kehilangan bagian dari sejarah kota. Banyak yang tumbuh besar dengan kenangan menonton film di bioskop lantai atas, membeli pakaian sekolah di toko-toko lama, atau nongkrong di food court yang dulu selalu ramai.

Beberapa warga bahkan menyebut mall itu “tempat nostalgia”, karena menjadi saksi berbagai fase kehidupan mereka — dari masa sekolah hingga berkeluarga. Kini, setiap kali melintas di depan bangunannya yang kosong, rasa rindu itu muncul lagi.


Apakah Penutupan Ini Permanen?

Sampai kini belum ada pernyataan resmi yang memastikan apakah Grand Mall Bekasi tutup permanen atau hanya sementara. Ada rumor yang menyebutkan bahwa pihak pengelola sedang mempertimbangkan renovasi total atau perubahan fungsi bangunan.

Namun di lapangan, tanda-tanda kehidupan hampir tidak terlihat. Listrik di area dalam sudah dipadamkan, akses pintu masuk ditutup, dan petugas keamanan hanya menjaga area luar untuk menghindari vandalisme.

Jika tidak ada langkah revitalisasi, kemungkinan besar mall ini akan benar-benar hilang dari peta perbelanjaan Bekasi.


Peluang untuk Bangkit Kembali

Meski kondisinya suram, sebenarnya masih ada peluang untuk menghidupkan kembali Grand Mall Bekasi. Berikut beberapa opsi yang bisa dipertimbangkan jika manajemen dan pemerintah daerah serius ingin mengembalikannya ke masa kejayaan:

  1. Revitalisasi dan Rebranding Total
    Mall bisa diubah menjadi pusat gaya hidup modern dengan konsep baru — misalnya “community mall” yang menggabungkan area belanja, ruang kerja bersama, dan ruang publik untuk komunitas lokal. Banyak mall lain berhasil bangkit dengan cara ini.
  2. Membuka Ruang untuk UMKM Lokal
    Menghadirkan pelaku usaha kecil dari Bekasi dan sekitarnya bisa menghidupkan suasana baru. Selain menekan biaya sewa, langkah ini memberi kesempatan bagi bisnis lokal untuk tumbuh bersama masyarakat.
  3. Integrasi dengan Teknologi Digital
    Mall masa kini tidak cukup hanya menyediakan toko fisik. Pengelola bisa menggandeng platform e-commerce atau menghadirkan sistem belanja online-offline terpadu, seperti pick-up store dan katalog digital di area mall.
  4. Konversi Fungsi Gedung
    Jika tidak memungkinkan untuk kembali sebagai pusat perbelanjaan, bangunan Grand Mall bisa dialihfungsikan menjadi gedung pendidikan, pusat kebudayaan, kantor bersama, atau bahkan apartemen dengan area komersial di lantai bawah.
  5. Kemitraan dengan Pemerintah Daerah
    Pemerintah Kota Bekasi dapat berperan penting dalam mendorong revitalisasi dengan memberikan insentif pajak, perizinan mudah, atau dukungan investasi publik agar kawasan ini kembali hidup dan menciptakan lapangan kerja baru.

Harapan Warga Bekasi

Meski Grand Mall kini hanya menyisakan bangunan kosong, semangat warga Bekasi untuk melihat ikon lama ini hidup kembali belum padam. Banyak yang berharap pemerintah dan pengelola tidak membiarkan tempat itu terbengkalai terlalu lama.

Kawasan Medan Satria memiliki potensi besar secara ekonomi dan sosial. Jika Grand Mall direvitalisasi, bukan tidak mungkin ia bisa menjadi simbol kebangkitan ekonomi lokal di tengah perubahan gaya hidup masyarakat perkotaan.


Kesimpulan

Penutupan Grand Mall Bekasi menandai berakhirnya satu era bagi warga kota yang pernah menjadikannya pusat kegiatan dan hiburan. Banyak faktor yang menyebabkan kejatuhannya — dari penurunan pengunjung, dampak pandemi, hingga kurangnya pembaruan konsep bisnis.

Namun, di balik cerita suram itu, masih ada peluang untuk bangkit. Dengan pendekatan baru yang menyesuaikan tren zaman dan kebutuhan masyarakat, Grand Mall bisa saja kembali menjadi kebanggaan Bekasi. Yang dibutuhkan hanyalah komitmen, visi, dan kolaborasi dari semua pihak agar sejarah panjangnya tidak berakhir sia-sia.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button