
Pendahuluan
Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini mengumumkan kebijakan yang menarik perhatian publik: memasukkan bahasa Portugis ke dalam sistem pendidikan nasional. Kebijakan ini muncul setelah pertemuan bilateral antara Indonesia dan Brasil, yang menandai langkah diplomasi baru sekaligus upaya memperluas wawasan bahasa bagi generasi muda Indonesia.
Kebijakan ini menimbulkan banyak pertanyaan: mengapa memilih bahasa Portugis, apa manfaatnya, dan bagaimana penerapannya di sekolah? Artikel ini membahas secara menyeluruh latar belakang, alasan strategis, serta dampak kebijakan tersebut terhadap pendidikan dan diplomasi Indonesia.
Latar Belakang Kebijakan
Pada akhir Oktober 2025, Presiden Prabowo menegaskan pentingnya memperkuat hubungan Indonesia dengan negara-negara berbahasa Portugis, terutama Brasil. Sebagai tindak lanjut dari hubungan bilateral itu, pemerintah memutuskan untuk menjadikan bahasa Portugis sebagai salah satu bahasa asing prioritas di dunia pendidikan.
Langkah ini tidak hanya di maksudkan untuk memperluas pilihan bahasa di sekolah, tetapi juga sebagai bagian dari strategi diplomasi budaya dan ekonomi Indonesia. Selama ini, bahasa asing yang umum di ajarkan di sekolah mencakup Inggris, Arab, Mandarin, Jepang, Korea, Prancis, dan Jerman. Penambahan Portugis memperlihatkan orientasi baru yang lebih luas dan global.
Mengapa Bahasa Portugis?
Beberapa alasan strategis melatarbelakangi kebijakan ini:
- Hubungan Diplomatik dengan Brasil dan Dunia Lusofonia
Brasil adalah negara terbesar di Amerika Latin dan memiliki hubungan ekonomi yang potensial dengan Indonesia. Dengan menjadikan bahasa Portugis sebagai prioritas, Indonesia memperkuat posisi diplomatiknya dalam komunitas negara berbahasa Portugis yang mencakup Brasil, Portugal, Angola, dan Mozambik. - Peningkatan Daya Saing Global
Dalam era globalisasi, kemampuan multilingual menjadi nilai tambah. Bahasa Portugis di gunakan oleh lebih dari 260 juta orang di seluruh dunia, menjadikannya salah satu bahasa internasional utama yang relevan untuk masa depan pendidikan dan bisnis. - Peluang Ekonomi dan Kerja Sama Pendidikan
Melalui penguasaan bahasa Portugis, pelajar Indonesia memiliki akses yang lebih besar ke peluang studi dan riset di negara-negara berbahasa Portugis, serta membuka kerja sama ekonomi, teknologi, dan budaya yang lebih luas. - Diplomasi Budaya dan Identitas Global Indonesia
Kebijakan ini juga memiliki nilai simbolis: menunjukkan bahwa Indonesia siap menjalin hubungan dengan berbagai bangsa, tidak hanya terbatas pada mitra di kawasan Asia atau dunia Barat.
Tantangan Implementasi
Meski kebijakan ini memiliki visi positif, tantangan dalam pelaksanaannya cukup kompleks.
- Ketersediaan Guru dan Materi Pembelajaran
Bahasa Portugis masih jarang di ajarkan di Indonesia. Pemerintah harus mempersiapkan tenaga pengajar berkualifikasi dan kurikulum yang sesuai agar pembelajaran berjalan efektif. - Kesiapan Sekolah
Tidak semua sekolah memiliki sumber daya yang memadai untuk menambah mata pelajaran baru. Perlu di lakukan tahap percontohan di beberapa wilayah sebelum di terapkan secara nasional. - Relevansi bagi Siswa
Diperlukan strategi agar siswa memahami manfaat praktis dari mempelajari bahasa Portugis, baik untuk studi lanjut maupun peluang kerja di masa depan. Tanpa pemahaman tersebut, minat belajar bisa rendah. - Keseimbangan dengan Bahasa Nasional dan Daerah
Indonesia memiliki ratusan bahasa daerah dan satu bahasa nasional yang menjadi identitas bangsa. Pemerintah perlu memastikan bahwa kebijakan ini tidak mengurangi perhatian terhadap pelestarian bahasa lokal.
Potensi Dampak Positif
Kebijakan ini bisa membawa sejumlah dampak positif, baik di bidang pendidikan maupun diplomasi.
Dalam bidang pendidikan:
- Pelajar Indonesia memiliki kesempatan untuk mengakses literatur dan kebudayaan dari negara-negara berbahasa Portugis.
- Sekolah bisa menjalin kerja sama dengan universitas di Brasil atau Portugal untuk program pertukaran pelajar dan riset bersama.
- Meningkatkan kemampuan komunikasi lintas budaya yang menjadi kebutuhan global saat ini.
Dalam bidang diplomasi dan ekonomi:
- Memperkuat hubungan bilateral Indonesia dengan Brasil dan negara Lusofonia lainnya.
- Membuka peluang kerja sama ekonomi, khususnya di sektor energi, pertanian, dan teknologi.
- Meningkatkan posisi strategis Indonesia dalam percaturan politik internasional yang lebih beragam.
Perspektif Pendidikan dan Generasi Muda
Bagi generasi muda, penguasaan bahasa Portugis bukan sekadar keterampilan linguistik, tetapi juga modal budaya. Bahasa membawa cara berpikir, nilai, dan pandangan dunia baru. Melalui pengajaran ini, siswa dapat memahami cara hidup masyarakat di Amerika Latin dan Eropa Selatan, serta memperluas wawasan global mereka.
Sekolah-sekolah yang akan mengimplementasikan kebijakan ini diharapkan memanfaatkan pendekatan yang interaktif — misalnya melalui musik, film, atau pertukaran budaya — agar pembelajaran lebih menarik.
Selain itu, universitas di Indonesia juga berpeluang membuka program studi bahasa Portugis untuk mencetak tenaga ahli, penerjemah, dan diplomat yang memahami konteks bahasa serta budaya negara-negara Lusofonia.
Strategi Implementasi yang Ideal
Agar kebijakan ini berhasil, diperlukan langkah strategis:
- Tahapan Pilot Project
Mulai dengan uji coba di sekolah unggulan atau universitas tertentu, dengan dukungan lembaga pendidikan dari Brasil atau Portugal. - Pelatihan Guru dan Kolaborasi Akademik
Pemerintah dapat mengirim calon pengajar ke luar negeri untuk belajar intensif bahasa Portugis, serta menjalin kerja sama dengan lembaga bahasa internasional. - Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran
Aplikasi pembelajaran daring dapat digunakan untuk memperkenalkan bahasa Portugis secara luas dengan biaya rendah. - Integrasi Budaya dalam Kurikulum
Pengajaran bahasa harus disertai dengan pengenalan budaya dan sejarah negara-negara berbahasa Portugis agar siswa memahami konteksnya.
Kesimpulan
Kebijakan Presiden Prabowo Subianto untuk menjadikan bahasa Portugis sebagai salah satu prioritas dalam sistem pendidikan nasional merupakan langkah berani dan visioner. Dengan kebijakan ini, Indonesia menunjukkan orientasi baru dalam pendidikan dan diplomasi global.
Namun, keberhasilannya sangat bergantung pada kesiapan sumber daya manusia, infrastruktur pendidikan, serta kemauan pemerintah dan masyarakat untuk beradaptasi. Jika dijalankan dengan strategi yang matang, kebijakan ini dapat membuka pintu baru bagi masa depan pendidikan Indonesia.



