
Pendahuluan
Nama Evie Effendi, penceramah asal Bandung yang di kenal dengan gaya “ustaz gaul”, kembali jadi sorotan publik. Bukan karena gaya dakwahnya yang ringan, melainkan akibat laporan dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang menyeretnya beserta anggota keluarga lain. Kasus ini langsung menyita perhatian publik, terutama di media sosial, dan menambah daftar panjang kontroversi yang pernah menghampiri perjalanan kariernya.
Artikel ini akan mengulas secara lengkap kronologi kasus terbaru Evie Effendi, status hukum yang sedang berjalan, reaksi publik, hingga dampaknya terhadap reputasi dakwahnya.
Profil Singkat Evie Effendi
Evie Effendi lahir di Bandung pada 19 Januari 1976. Ia di kenal dengan gaya dakwah sederhana, menggunakan bahasa Sunda yang akrab, serta kerap menyisipkan pantun dan humor. Julukan “Ustaz Gaul Bandung” melekat padanya karena di anggap mampu mendekatkan pesan agama kepada generasi muda.
Meski tenar, perjalanan dakwah Evie Effendi sering kali di warnai kontroversi yang menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Sebelumnya ia pernah menuai kritik akibat salah tafsir Al-Qur’an dalam ceramah, dan kini kasus dugaan KDRT membuat namanya kembali ramai di perbincangkan.
Kronologi Dugaan KDRT
Semua kejadian yang akhirnya membawa Evie Effendi ke ranah hukum terjadi pada 4 Juli 2025. Kronologi yang beredar diungkapkan melalui laporan korban serta penjelasan kuasa hukumnya.
Awal Pertemuan
Rumah Evie Effendi di kawasan Bandung di datangi anak kandungnya yang berusia 19 tahun. Kedatangan itu bertujuan untuk menuntut nafkah pendidikan dari sang ayah. Obrolan semula berlangsung biasa, namun berubah memanas ketika Evie menyinggung perihal pendidikan korban yang belum selesai serta keputusannya tinggal bersama ibu kandung sejak awal 2025.
Aksi Ibu Tiri
Dalam momen itu, ibu tiri korban disebut meremas tangan korban ketika bersalaman dan mencoba merampas telepon genggamnya. Tindakan ini membuat suasana semakin tegang.
Konflik Memuncak
Korban yang merasa tertekan menyiramkan sisa kuah makanan ke arah ibu tirinya. Aksi ini langsung di balas dengan pukulan ke bagian kepala. Sang nenek diduga ikut memegang tangan korban agar tidak melawan.
Keterlibatan Evie Effendi
Di tengah situasi kacau, Evie Effendi datang dan justru melakukan kekerasan. Korban mengaku dipukul, diludahi, dan dimaki oleh ayah kandungnya sendiri. Beberapa anggota keluarga lain pun diduga ikut melakukan tindakan serupa.
Korban Diselamatkan Tetangga
Peristiwa berakhir setelah seorang tetangga melerai dan menolong korban keluar dari rumah. Dalam kondisi memar, korban segera di bawa ke rumah sakit untuk visum, lalu melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian.
Lokasi Kejadian
Insiden terjadi di padepokan pesantren milik Evie Effendi yang terletak di kawasan Pasir Impun, Kota Bandung. Tempat ini selama ini di kenal sebagai pusat kegiatan dakwah, pengajian, sekaligus kediaman pribadi Evie. Kasus ini semakin sensitif karena dugaan kekerasan terjadi di area pesantren.
Status Hukum
Korban telah membuat laporan resmi di kepolisian. Hingga saat ini:
- Laporan sudah diterima dengan nomor resmi.
- Polisi telah memeriksa beberapa saksi, termasuk pihak korban.
- Proses penyelidikan masih berlangsung dan berpotensi melibatkan lebih banyak pihak.
Evie Effendi serta keluarga yang diduga terlibat dapat dijerat dengan Undang-Undang Penghapusan KDRT dan pasal tentang penganiayaan serta pengeroyokan dalam KUHP. Ancaman hukuman bisa berupa pidana penjara, tergantung hasil pembuktian di pengadilan.
Reaksi Publik
Kasus ini memicu gelombang reaksi keras dari masyarakat. Banyak netizen di media sosial menyampaikan kekecewaan, terutama karena Evie di kenal sering berbicara soal akhlak, keluarga, dan tanggung jawab seorang ayah.
Beberapa komentar publik menilai ada kontradiksi besar antara isi dakwahnya dengan perilaku yang dituduhkan. Tidak sedikit yang menuntut Evie untuk memberikan klarifikasi langsung agar masyarakat tidak hanya mendengar dari satu sisi.
Dampak terhadap Reputasi Dakwah
Kredibilitas Tercoreng
Sebagai penceramah, integritas pribadi sangat menentukan penerimaan masyarakat. Kasus ini membuat sebagian jamaah meragukan keteladanan Evie.
Media Sosial Jadi Bumerang
Selama ini Evie memanfaatkan media sosial untuk berdakwah. Namun kini, media sosial pula yang memperbesar eksposur negatif kasusnya melalui komentar publik.
Pesantren Ikut Tersorot
Karena lokasi kejadian berada di dalam pesantren, lembaga tersebut ikut terdampak. Kepercayaan masyarakat pada lembaga dakwah ini bisa saja menurun.
Perspektif Hukum dan Sosial
Kasus Evie Effendi membuka kembali diskusi penting tentang perlindungan anak dan perempuan dalam lingkup rumah tangga. UU Penghapusan KDRT hadir untuk melindungi korban sekaligus memberi efek jera bagi pelaku.
Di sisi lain, kasus ini juga menjadi pengingat bahwa figur publik, apalagi yang membawa misi agama, memiliki tanggung jawab moral lebih besar. Masyarakat menuntut konsistensi antara ucapan dan tindakan.
Penutup
Kasus terbaru yang menyeret Evie Effendi membuat namanya kembali jadi sorotan utama di ranah nasional. Dari kronologi hingga status hukum, publik menaruh perhatian penuh pada perkembangan selanjutnya. Apakah benar tuduhan yang dialamatkan, atau ada versi lain dari peristiwa tersebut, semua akan terjawab dalam proses hukum.
Yang jelas, kasus ini telah menimbulkan guncangan besar terhadap reputasi seorang penceramah yang sebelumnya populer karena gaya dakwahnya yang sederhana dan dekat dengan anak muda. Masyarakat kini menunggu kejelasan, sembari berharap penegakan hukum berjalan adil dan transparan.