NasionalTrending

Mengenang Kepergian Ki Anom Suroto — Maestro Wayang Kulit yang Tiada

Dalam kabar duka yang menyelimuti dunia seni tradisi Indonesia, maestro wayang kulit yang telah lama menjadi panutan banyak dalang dan pecinta seni, Ki Anom Suroto, telah berpulang. Artikel ini menyajikan secara mendalam perjalanan hidup beliau, kontribusi besar terhadap dunia pewayangan, detil kepergiannya, serta warisan yang di tinggalkan — di susun dengan struktur yang jelas dan mudah di pahami.


1. Profil Singkat Ki Anom Suroto

Asal dan Latar Belakang

Ki Anom Suroto lahir pada 11 Agustus 1948 di Desa Bagor, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Nama lengkap beliau adalah Kanjeng Raden Tumenggung Haryo Lebdo Nagoro.
Di besarkan dalam lingkungan seni pedalangan, ayahnya yakni Ki Sadiyun Harjadarsana juga seorang dalang ternama, sehingga bakat dan kecintaan pada wayang kulit sudah tertanam sejak dini.

Awal Karier

Beliau mulai mendalang sejak usia muda — sekitar umur 12 tahun sudah belajar secara intensif tentang dunia pedalangan dan mulai di kenal di lingkup lokal sebelum akhirnya menembus panggung nasional.


2. Karya dan Kontribusi dalam Dunia Wayang Kulit

Ciri Khas dalam Pertunjukan

Sebagai seorang dalang, Ki Anom Suroto memiliki beberapa ciri khas yang menjadikannya berbeda dan berpengaruh:

  • Suara yang merdu dan khas pada bagian sulukan atau tembang — elemen penting dalam pertunjukan wayang kulit.
  • Mampu memadukan gaya tradisional dengan sentuhan modern, menjadikan pertunjukan wayang kulitnya tetap relevan di era kontemporer.

Kiprah Internasional dan Dedikasi

  • Kiprahnya mendunia, karena beliau tercatat pernah tampil di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Spanyol, Jerman, Australia, dan Rusia.
  • Selain tampil, Ki Anom juga di kenal aktif mengajar dan membina generasi muda dalang — menunjukkan komitmen kuat terhadap pelestarian budaya.

Dengan semua itu, beliau bukan hanya seorang seniman, tetapi juga penjaga warisan budaya yang memastikan tradisi wayang kulit tetap hidup di tengah arus modernisasi.


3. Kronologi Kepergian

Detik-Detik Terakhir

Ki Anom Suroto menghembuskan napas terakhir pada Kamis, 23 Oktober 2025 pagi di RS dr. Oen Kandangsapi, Solo, Jawa Tengah.
Beliau sempat dirawat selama beberapa hari di ruang ICU akibat komplikasi jantung dan diabetes.
Pada saat wafat, usianya 77 tahun.

Pemakaman dan Rasa Duka

Jenazah di semayamkan di kediaman Ndalem Timasan, Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo, sebelum kemudian di makamkan di Makam Depokan, Juwiring, Klaten, pada sore harinya.
Kepergian ini sontak mengundang duka mendalam bagi dunia seni pedalangan. Banyak seniman, tokoh budaya, hingga masyarakat umum mengungkapkan rasa kehilangan atas sosok yang di anggap sebagai legenda hidup dalam dunia wayang kulit.


4. Pesan Terakhir dan Warisan Moral

Amanat untuk Keluarga

Tidak hanya meninggalkan karya, Ki Anom juga menitipkan pesan mendalam kepada keluarga dan generasi penerusnya.
Kepada anak-anaknya, beliau berpesan untuk meneruskan cita-cita perjuangan dalam melestarikan seni pedalangan, menjaga kekompakan keluarga, dan tetap berada di jalur pakeliran gaya khasnya.

Nilai Filosofis yang Di tinggalkan

Salah satu nasihat yang paling di kenal dari beliau adalah:

“Dalang kuwi kudu golek jeneng sik, maneh jenang.”
Artinya, seorang dalang harus berjuang dan berkarya dengan sepenuh hati untuk dikenal, baru kemudian menikmati hasil dari perjuangannya.

Nasihat ini menggambarkan karakter beliau yang rendah hati, pekerja keras, dan penuh dedikasi terhadap seni. Nilai-nilai tersebut kini menjadi pedoman bagi banyak seniman muda yang menapaki dunia pedalangan.


5. Dampak dan Makna bagi Seni Budaya Indonesia

Penjaga Tradisi dan Modernitas

Kehadiran Ki Anom Suroto membawa makna besar bagi budaya Indonesia:

  • Sebagai penghubung antara tradisi dan modernitas, beliau berhasil membuat wayang kulit tetap di minati masyarakat luas, tanpa kehilangan nilai filosofisnya.
  • Dengan tampil di panggung internasional, beliau memperkenalkan budaya Jawa dan Indonesia ke dunia, meningkatkan apresiasi global terhadap warisan leluhur bangsa.

Inspirasi bagi Generasi Penerus

  • Kepergiannya menjadi momentum bagi generasi penerus untuk bangkit dan meneruskan perjuangan beliau dalam menjaga eksistensi wayang kulit.
  • Nilai-nilai yang di ajarkan Ki Anom — seperti kerja keras, disiplin, kesetiaan pada pakeliran, dan rasa tanggung jawab — kini menjadi fondasi moral bagi banyak seniman muda di Indonesia.

6. Sosok yang Menginspirasi

Kepribadian yang Dikenang

Banyak pihak menilai bahwa sosok Ki Anom Suroto adalah ikon wayang kulit modern yang mampu menyeimbangkan nilai tradisional dan inovasi. Beliau juga dikenal sebagai pribadi yang ramah, terbuka, dan sangat menghormati rekan sejawat.

Filosofi Hidup

Kehadirannya dalam setiap pertunjukan selalu menjadi magnet tersendiri. Penonton tidak hanya menikmati cerita wayang, tetapi juga mendapatkan nilai-nilai kehidupan yang dibawakan lewat tutur kata dan filosofi dalam setiap lakon.
Dalam berbagai kesempatan, Ki Anom juga kerap mengingatkan pentingnya memahami makna hidup dari cerita wayang, karena di dalamnya tersimpan banyak pelajaran moral yang relevan untuk zaman sekarang.


7. Rangkuman dan Penutup

Warisan Seorang Maestro

Perjalanan hidup Ki Anom Suroto adalah perjalanan seorang seniman sejati. Dari masa kecil yang tumbuh di lingkungan seni, berkembang menjadi dalang ternama di tingkat nasional hingga internasional, dan akhirnya menjadi guru bagi banyak generasi muda.

Akhir Sebuah Era

Kepergiannya pada 23 Oktober 2025 menandai berakhirnya satu bab penting dalam sejarah pedalangan Indonesia, namun semangat dan ajaran beliau tetap hidup melalui karya, murid, serta nilai-nilai yang telah diwariskan.

Doa dan Harapan

Ki Anom Suroto telah menorehkan jejak abadi dalam dunia seni tradisi. Karyanya bukan hanya pertunjukan, melainkan bentuk cinta terhadap budaya bangsa. Semoga amal baik dan dedikasinya diterima di sisi Tuhan, dan warisan seninya terus menjadi sumber inspirasi bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button