NasionalTrending

Mengenang Tezar Azwar Abubakar: Sosok Muda yang Pergi Terlalu Cepat

Kabar duka datang dari Aceh. Tezar Azwar Abubakar, tokoh muda yang di kenal aktif di dunia politik daerah, meninggal dunia pada Rabu, 29 Oktober 2025. Kepergiannya yang mendadak mengejutkan banyak pihak, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat Aceh.


Latar Belakang dan Jejak Karier

Tezar Azwar Abubakar merupakan putra dari Azwar Abubakar, mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) sekaligus mantan Pelaksana Tugas Gubernur Aceh. Lahir dan besar di lingkungan yang dekat dengan dunia pemerintahan, Tezar tumbuh dengan pemahaman mendalam tentang pentingnya pelayanan publik dan pembangunan daerah.

Dalam perjalanan kariernya, Tezar di kenal sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) periode 2019–2024 dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN). Ia bukan hanya mewarisi nama besar ayahnya, tetapi juga membangun reputasi sendiri sebagai figur muda yang cerdas, berintegritas, dan komunikatif.

Selain aktif di dunia politik, Tezar memiliki latar belakang pendidikan tinggi dengan gelar magister (M.Sc) yang menunjukkan dedikasinya terhadap ilmu pengetahuan dan pengembangan diri. Ia di kenal dekat dengan banyak kalangan muda di Aceh dan sering menjadi penggerak kegiatan sosial dan kemasyarakatan.


Kronologi dan Penyebab Meninggal Dunia

Kabar meninggalnya Tezar pertama kali beredar pada malam hari, dan segera menyebar luas di media sosial serta grup-grup masyarakat Aceh. Menurut informasi yang beredar, Tezar di kabarkan meninggal akibat serangan jantung mendadak.

Sebelum insiden tersebut, Tezar sempat mengikuti aktivitas olahraga bersama rekan-rekannya. Tak lama setelah itu, ia di laporkan mengalami kelelahan dan kehilangan kesadaran. Ia sempat di larikan ke RSUD dr. Zainoel Abidin di Banda Aceh, namun nyawanya tidak tertolong.

Jenazah almarhum kemudian disemayamkan di rumah duka di kawasan Geuce Ineum, Banda Aceh, sebelum dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga di Dayah Al-Kamal, Seulimum, Aceh Besar. Ratusan pelayat hadir memberikan penghormatan terakhir, mulai dari tokoh masyarakat, pejabat daerah, hingga warga biasa yang merasa kehilangan sosok muda berpotensi tersebut.


Gelombang Duka dan Belasungkawa

Berita kepergian Tezar membawa duka bagi banyak kalangan. Rekan-rekan politik di DPRA dan kader PAN menyampaikan belasungkawa mendalam, mengingat almarhum dikenal sebagai sosok yang ramah, rendah hati, dan selalu terbuka terhadap perbedaan pendapat.

Ucapan duka juga mengalir di media sosial. Banyak yang mengenang Tezar sebagai pribadi yang sederhana dan pekerja keras, yang memiliki visi besar untuk Aceh yang lebih maju dan sejahtera.

Bagi keluarganya, terutama sang ayah Azwar Abubakar, kepergian ini tentu menjadi pukulan berat. Namun, di balik kesedihan itu, tersimpan kebanggaan atas dedikasi dan perjuangan Tezar selama hidupnya.


Warisan dan Nilai Kehidupan

Kepergian Tezar Azwar Abubakar di usia muda menjadi pengingat bahwa hidup begitu rapuh dan waktu kita terbatas. Namun, apa yang ia tinggalkan—baik dalam kiprah politik maupun sosial—menjadi warisan berharga bagi generasi penerus.

  1. Inspirasi bagi generasi muda Aceh
    Tezar menjadi contoh nyata bahwa anak muda dapat berperan aktif dalam pembangunan daerah tanpa harus menunggu usia matang. Sikapnya yang progresif dan terbuka menjadikan ia panutan bagi banyak kader muda politik di Aceh.
  2. Kesehatan dan kesadaran diri
    Kasus meninggalnya Tezar juga menjadi peringatan penting tentang pentingnya menjaga kesehatan, terutama bagi mereka yang memiliki aktivitas padat dan tekanan pekerjaan tinggi. Serangan jantung mendadak kerap datang tanpa tanda, dan pola hidup seimbang adalah langkah pencegahan terbaik.
  3. Nilai pengabdian
    Dalam setiap langkahnya, Tezar dikenal memiliki semangat melayani masyarakat. Ia sering turun langsung ke lapangan, mendengar aspirasi warga, dan memperjuangkan kebijakan yang pro-rakyat di parlemen daerah.

Suasana di Aceh Setelah Kepergian Tezar

Sejak kabar meninggalnya Tezar menyebar, suasana duka menyelimuti banyak kalangan di Aceh. Di media lokal dan forum-forum masyarakat, banyak yang menuliskan kenangan indah bersama almarhum.

Beberapa hari setelah pemakaman, sejumlah komunitas muda di Banda Aceh menggelar doa bersama untuk mengenang jasanya. Mereka mengenang Tezar bukan hanya sebagai politisi, tetapi juga sebagai sahabat, mentor, dan inspirator.

Di kantor DPRA, bendera setengah tiang sempat dikibarkan sebagai tanda berkabung. Ruangan kerja Tezar dipenuhi bunga dan surat belasungkawa dari berbagai pihak yang merasa kehilangan.


Refleksi Akhir: Kehidupan yang Menginspirasi

Meski usianya belum lama, kehidupan Tezar Azwar Abubakar menunjukkan makna kedewasaan dan ketulusan dalam mengabdi. Ia tidak hanya dikenal karena nama besar keluarganya, tetapi karena kerja keras dan komitmennya sendiri terhadap masyarakat Aceh.

Dalam perjalanan singkatnya, Tezar telah memberi teladan tentang pentingnya integritas, semangat, dan empati. Ia membuktikan bahwa politik bisa dijalankan dengan hati, dan pengabdian bisa dilakukan tanpa pamrih.

Kini, Aceh kehilangan salah satu anak terbaiknya. Namun semangat dan idealismenya akan tetap hidup dalam setiap langkah generasi penerus yang ingin menjadikan daerah ini lebih baik.


Kesimpulan

Kepergian Tezar Azwar Abubakar adalah kehilangan besar bagi dunia politik Aceh dan Indonesia. Ia meninggalkan jejak yang dalam, bukan hanya sebagai politisi muda, tetapi juga sebagai manusia yang tulus mengabdi. Semoga segala amal baiknya diterima di sisi Tuhan, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan serta kekuatan.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button