NasionalTrending

Bentang Jawa 2025: Pertarungan Mental di Balik Pedal

Kalau orang cuma lihat dari luar, Bentang Jawa 2025 itu kelihatan kayak lomba sepedaan jarak jauh aja. Nyatanya, ini bukan cuma soal seberapa kuat otot paha lo, tapi seberapa tahan otak lo di ajak “jalan jauh” selama berhari-hari.

Bayangin, 1.500 km dari Carita sampai Banyuwangi, melewati panas terik, hujan, dingin, tanjakan nggak abis-abis, dan kondisi tubuh yang naik-turun. Kuncinya? Bukan cuma fisik, tapi mental. Dan ini sisi yang jarang dibahas.


1. Mental Maraton, Bukan Sprint

Di event kayak gini, yang menang bukan yang paling ngebut di awal. Banyak peserta baru yang semangat kebablasan di hari pertama, terus “meledak” di tengah jalan.

Peserta berpengalaman biasanya main aman:

  • Bagi tenaga kayak lagi bawa baterai HP yang harus tahan seminggu.
  • Fokus ke ritme, bukan kecepatan puncak.
  • Inget kalau ini perjalanan panjang, jadi nggak semua tanjakan harus ditaklukkan dengan gaya heroik.

2. Melawan “Suara Dalam Kepala”

Di perjalanan jauh, ada momen di mana tubuh udah capek, otak mulai ngasih alasan buat berhenti: “Ah, udah cukup deh…”, “Kayaknya gue nggak kuat nih…”. Nah, ini momen paling krusial.

Beberapa trik peserta untuk ngalahin suara itu:

  • Pecah rute jadi target kecil — misalnya fokus ke 20 km berikutnya, bukan ke finish yang masih ratusan km.
  • Self-talk positif — ngomong ke diri sendiri kayak lagi nyemangatin temen.
  • Alihkan fokus — kadang nyanyi, ngobrol sama peserta lain, atau bahkan ngitung tiang listrik.

3. Manajemen Emosi di Jalan

Capek itu wajar, tapi kalau capeknya bikin bad mood, perjalanan bisa kerasa makin berat. Makanya, banyak peserta punya “ritual” buat jaga mood:

  • Istirahat di tempat yang view-nya cakep.
  • Beli makanan favorit di kota yang dilewatin.
  • Foto-foto buat dokumentasi, sekalian pengalihan dari rasa bosan.

Dan yang paling penting: nerima kalau lomba ini nggak akan selalu berjalan sesuai rencana. Kadang ban bocor, kadang hujan badai, dan itu semua bagian dari cerita.


4. Tidur & Istirahat: Senjata Rahasia

Banyak orang mikir peserta ultra-endurance itu jarang tidur. Padahal, tidur cukup justru bikin performa stabil. Masalahnya, otak yang udah “on fire” kadang susah diajak tidur.

Beberapa trik yang dipakai peserta:

  • Pasang alarm biar nggak tidur kebablasan.
  • Tidur power nap 20–30 menit buat nge-boost energi tanpa bikin lemes.

5. Recovery Mental Sama Pentingnya dengan Recovery Fisik

Istirahat bukan cuma buat otot, tapi juga buat pikiran. Peserta sering nyempetin waktu buat:

  • Ngobrol santai sama warga atau peserta lain.
  • Makan pelan-pelan sambil menikmati suasana.
  • Nulis catatan perjalanan biar nggak cuma fokus ke rasa capek.

Kadang, recharge mental itu yang bikin peserta bisa lanjut lebih jauh.


6. Mindset “Bersahabat Sama Rute”

Ini lomba, tapi rutenya bukan musuh. Peserta yang mentalnya bertahan biasanya punya mindset kalau rute itu bagian dari petualangan. Tanjakan panjang dianggap tantangan, turunan jadi hadiah.

Kalau udah bisa nerima semua kondisi jalan dengan santai, perjalanan jadi lebih ringan. Bahkan rasa capek bisa berubah jadi rasa syukur.


Bentang Jawa 2025 itu bukan cuma soal berapa watt tenaga yang lo keluarin, tapi seberapa kuat lo ngatur isi kepala.
Fisik bisa dilatih di gym atau di jalan, tapi mental? Itu cuma bisa di bangun lewat pengalaman, kesabaran, dan kemauan buat terus jalan meski otak bilang “berhenti”.

Jadi, kalau mau ikutan atau sekadar penasaran, ingetlah: di Bentang Jawa, kaki lo yang nganterin sampai garis finish, tapi kepala lo yang mutusin apakah lo akan sampai sana atau nggak.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button