FinanceTrending

Solidaritas Musisi di Pestapora 2025: Dari Boikot Sponsor hingga Gerakan Alternatif

Festival Musik yang Berubah Jadi Kontroversi

Pestapora 2025 yang di gadang-gadang sebagai pesta musik terbesar di Jakarta justru berubah menjadi kontroversi nasional. Pemicu utama kontroversi adalah keterlibatan PT Freeport Indonesia sebagai sponsor, yang di nilai bertentangan dengan nilai lingkungan dan HAM.

Keputusan tersebut memicu gelombang boikot. Puluhan musisi memilih mundur meskipun mereka berisiko kehilangan panggung besar dan honor. Namun, yang menarik bukan sekadar siapa yang mundur, melainkan bagaimana langkah ini menjadi simbol solidaritas dan mengubah cara publik melihat hubungan antara musisi, festival, dan sponsor.

Solidaritas Lintas Komunitas

Langkah mundur massal ini bukan hanya aksi individu, tetapi bentuk solidaritas lintas komunitas.

Musisi Senior dan Baru Bersatu

Musisi senior dan baru bersatu dalam sikap yang sama, menunjukkan bahwa nilai moral tidak mengenal generasi. Hindia, .Feast, hingga band-band underground seperti Rekah atau Kelelawar Malam, semua berada di garis yang sama.

Dukungan Penonton dan Komunitas

Komunitas penonton ikut memperkuat gerakan dengan kampanye #BoikotPestapora di media sosial. Dukungan publik membuat suara musisi semakin bergema.

Pelaku Seni di Luar Musik

Pelaku seni di luar musik juga ikut menyampaikan simpati, menegaskan bahwa isu sponsorship ini bukan hanya persoalan musik, melainkan soal etika industri kreatif secara menyeluruh.

Fenomena ini jarang terjadi di industri hiburan Indonesia, di mana biasanya artis atau musisi lebih memilih diam demi menjaga karier.

Musisi Sebagai Agen Moral

Kasus ini menegaskan perubahan peran musisi dalam ekosistem budaya. Jika dulu musisi hanya dilihat sebagai penghibur, kini mereka punya posisi sebagai agen moral yang membawa pesan sosial.

  • Rebellion Rose mengembalikan honor dan transportasi yang sudah diterima, menunjukkan konsistensi sikap.
  • Durga lantang menyuarakan slogan “Free Palestine! Free West Papua! Copless Future!” di media sosial.
  • Hindia menyampaikan kekecewaan karena baru tahu soal sponsor di malam penghujung acara, menandakan pentingnya transparansi bagi musisi.

Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa bagi sebagian musisi, integritas lebih penting daripada eksposur panggung.

Implikasi terhadap Industri Festival Musik

Pestapora 2025 membuka diskusi besar soal bagaimana festival musik harus dikelola. Ada beberapa implikasi jangka panjang yang bisa terjadi:

  1. Penyelenggara akan lebih selektif memilih sponsor. Reputasi sponsor kini jadi pertimbangan utama, bukan sekadar besarnya dana.
  2. Standar transparansi meningkat. Musisi tidak ingin lagi kecolongan dengan mengetahui sponsor bermasalah setelah acara berjalan.
  3. Festival alternatif bisa tumbuh. Mundurnya musisi besar justru membuka ruang bagi gig independen dan komunitas untuk mengisi kekosongan.
  4. Sponsor lebih berhati-hati. Perusahaan yang memiliki rekam jejak kontroversial kemungkinan akan berpikir ulang sebelum masuk ke ruang budaya populer.

Ekonomi Kreatif dan Reputasi

Dari sisi ekonomi kreatif, mundurnya musisi tentu menimbulkan kerugian finansial bagi penyelenggara. Namun, kerugian terbesar sebenarnya ada pada reputasi.

Sebuah festival musik bukan hanya soal line-up dan tiket, tetapi juga soal nilai yang dipercaya penonton. Dalam era digital, penonton lebih kritis, mereka bisa dengan mudah membatalkan dukungan ketika merasa nilai yang mereka junjung dilanggar.

Hal ini akan memengaruhi pola sponsorship di masa depan. Perusahaan yang ingin masuk ke industri musik harus memastikan brand mereka selaras dengan nilai anak muda: keberlanjutan, solidaritas, dan keadilan sosial.

Ruang Alternatif: Musik di Luar Panggung Arus Utama

Menariknya, banyak musisi yang mundur tidak berhenti tampil. Beberapa memilih panggung alternatif seperti Krapela.live atau acara komunitas lain.

Fenomena ini mengingatkan kembali pada tradisi gig underground yang dulu kuat di Indonesia. Ada kemungkinan, dari kontroversi ini akan lahir ruang baru yang lebih bebas, independen, dan konsisten dengan nilai-nilai sosial.

Artinya, meskipun mundur dari festival besar, musisi tidak kehilangan penonton. Justru mereka mendapat simpati lebih luas karena dianggap berani mempertahankan prinsip.

Solidaritas Penonton: Kekuatan Media Sosial

Gelombang boikot Pestapora tidak akan sebesar ini tanpa dukungan penonton. Media sosial mempercepat penyebaran informasi, sehingga keputusan musisi mundur langsung viral.

Publik tidak hanya menjadi konsumen musik, tetapi juga bagian dari gerakan moral. Mereka mendukung musisi yang mundur, bahkan rela melepas tiket festival demi konsistensi nilai.

Inilah era baru industri musik: penonton bukan hanya pendengar, tapi juga penentu arah industri.

Pelajaran Penting untuk Ekosistem Musik

Dari peristiwa ini, ada beberapa pelajaran penting bagi ekosistem musik Indonesia:

  • Integritas lebih berharga daripada eksposur. Musisi berani kehilangan panggung besar demi menjaga konsistensi sikap.
  • Festival harus berpihak pada publik. Sponsor dengan citra buruk bisa merusak kepercayaan dalam hitungan jam.
  • Solidaritas adalah kekuatan. Dukungan musisi, penonton, dan komunitas seni menunjukkan bahwa suara kolektif mampu mengubah arah sebuah festival.
  • Masa depan ada pada ruang alternatif. Gig independen dan venue kecil bisa menjadi ruang tumbuh yang lebih sehat jika festival besar gagal menjaga integritas.

Kesimpulan

Mundurnya musisi dari Pestapora 2025 bukan sekadar keputusan teknis, tetapi simbol penting dalam perjalanan musik Indonesia. Kejadian ini menunjukkan bagaimana solidaritas musisi, dukungan publik, dan konsistensi nilai dapat mengubah wajah industri hiburan.

Bagi penyelenggara festival, peristiwa ini jadi pengingat bahwa reputasi lebih berharga daripada kontrak sponsor. Bagi musisi, ini menegaskan peran mereka sebagai agen moral. Dan bagi penonton, ini membuktikan bahwa suara mereka punya kekuatan untuk menentukan arah ekosistem musik di masa depan.

Pestapora 2025 mungkin tercatat sebagai kontroversi, tetapi juga bisa dikenang sebagai titik balik penting dalam perjalanan musik Indonesia menuju industri yang lebih berintegritas.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button