
Pendahuluan
Selama hampir sepuluh tahun menikah dengan Irwansyah, Zaskia Sungkar hidup dalam penantian hadirnya buah hati. Namun jika di telusuri lebih dalam, perjalanan hidupnya bukan hanya tentang dunia hiburan dan fashion. Ada kisah penantian panjang menjadi seorang ibu, ada transformasi spiritual yang membentuk cara pandang, hingga gaya kepemimpinan unik dalam membangun bisnis berbasis nilai. Inilah sisi Zaskia yang jarang di ulas: bagaimana ia mengelola ujian pribadi menjadi kekuatan, lalu mentransformasikannya menjadi inspirasi di industri kreatif dan modest fashion global.
Penantian Panjang Menjadi Ibu: Ujian yang Mengubah Hidup
Zaskia Sungkar dan Irwansyah melewati hampir satu dekade pernikahan dengan doa dan harapan akan kehadiran buah hati. Penantian ini bukan hal mudah, apalagi di tengah sorotan publik dan budaya yang sering menekan perempuan dengan standar “harus cepat punya anak”.
Namun alih-alih tenggelam dalam rasa minder atau tekanan sosial, Zaskia memilih jalur berbeda: menjadikan penantian sebagai ruang refleksi dan penguatan diri. Dalam beberapa kesempatan, ia mengaku bahwa fase ini membuatnya semakin dekat dengan agama, semakin sabar, dan semakin kuat menghadapi komentar publik.
Bagi banyak perempuan, kisah ini relevan dan inspiratif. Zaskia menunjukkan bahwa menunda punya anak bukan berarti gagal sebagai perempuan, melainkan bisa menjadi fase untuk bertumbuh, memperkuat diri, dan berkarya di bidang lain.
Transformasi Spiritual: Hijrah dan Makna di Balik Hijab
Hijrah Zaskia Sungkar tidak bisa di lepaskan dari perjalanan pribadinya. Keputusan berhijab menjadi titik balik dalam hidupnya. Namun yang jarang di bahas, Zaskia tidak menjadikan hijab sekadar simbol, melainkan fondasi gaya hidup dan bisnis.
Ketika banyak desainer memandang fashion sebagai ekspresi estetika semata, Zaskia menghadirkan perspektif berbeda: fashion sebagai sarana syiar nilai. Koleksi rancangannya menekankan kesederhanaan, kenyamanan, dan elegansi—sebuah refleksi spiritual sekaligus gaya hidup modern muslimah.
Dari Artis ke Ekosistem Bisnis Kreatif
Banyak artis terjun ke bisnis hanya sekadar ikut tren. Tapi Zaskia membangun bisnis dengan visi lebih luas. Ia tidak sekadar meluncurkan label fashion, melainkan menciptakan ekosistem bisnis kreatif yang melibatkan desainer muda, UMKM, hingga tenaga kerja lokal.
Bersama sang suami, ia mendirikan Jannah Corp, yang menaungi berbagai lini usaha, mulai dari fashion hingga kuliner. Filosofi yang ia bawa sederhana namun kuat: bisnis bukan hanya soal profit, tetapi juga memberi manfaat dan membuka peluang bagi orang lain.
Hal inilah yang membedakan Zaskia dari banyak public figure lainnya. Ia menerapkan gaya kepemimpinan yang kolaboratif, bukan otoritatif. Karyawan dan tim kreatif di ajak tumbuh bersama, bukan sekadar menjadi pekerja.
Gaya Leadership yang Jarang Dibahas
Menariknya, Zaskia jarang menampilkan dirinya sebagai “bos besar” dalam bisnis. Gaya kepemimpinannya lebih menekankan pada kolaborasi, keterbukaan, dan berbagi pengalaman.
Ia kerap mengajak timnya berdiskusi, memberikan ruang bagi desainer muda untuk bereksperimen, bahkan tidak segan belajar dari pengalaman orang lain. Gaya kepemimpinan seperti ini menciptakan suasana kerja yang sehat, dan menjadi salah satu alasan mengapa brand miliknya tetap bertahan di tengah ketatnya industri fashion.
Menembus Pasar Internasional: Modest Fashion Indonesia di Mata Dunia
Industri modest fashion dunia kini bernilai miliaran dolar. Namun tidak banyak desainer Indonesia yang mampu menembus panggung internasional. Zaskia Sungkar menjadi salah satu yang berhasil.
Koleksinya pernah tampil di Indonesia Fashion Week dan Jakarta Fashion Week, kemudian merambah ke luar negeri. Yang menarik, ia tidak hanya membawa busana muslim sebagai tren mode, tetapi juga sebagai identitas muslimah Indonesia yang mengedepankan elegansi tanpa meninggalkan nilai syariat.
Dalam wawancara, Zaskia pernah menegaskan bahwa misinya bukan sekadar menjual pakaian, melainkan mengenalkan wajah Islam Indonesia yang ramah, modern, dan elegan kepada dunia. Inilah kontribusi penting yang jarang di sorot: bagaimana ia menjadi jembatan budaya lewat fashion.
Inspirasi Bagi Muslimah Muda
Lewat media sosial, Zaskia kerap berbagi cerita tentang perjalanan hidup, parenting, hingga bisnis. Dengan jutaan pengikut, ia menjadi influencer muslimah yang memiliki pengaruh nyata.
Namun yang membedakan, ia tidak hanya membagikan konten gaya hidup konsumtif, melainkan juga pesan tentang kesabaran, keteguhan hati, dan keberanian mengambil jalan berbeda. Bagi muslimah muda, Zaskia adalah contoh bahwa perempuan bisa berdaya, berkarya, dan tetap religius.
Kiprah Sosial dan Nilai Kebermanfaatan
Satu hal lagi yang jarang diangkat adalah kiprah sosial Zaskia. Bersama Irwansyah, ia aktif menggalang bantuan untuk korban bencana alam, mendukung UMKM, hingga membantu kampanye pendidikan anak.
Nilai yang ia pegang konsisten: bisnis dan popularitas harus kembali memberi manfaat. Inilah sisi lain Zaskia yang membuatnya dihormati bukan hanya sebagai selebriti atau desainer, tetapi juga sebagai sosok yang peduli pada sesama.
Kesimpulan
Kisah hidup Zaskia Sungkar lebih dari sekadar perjalanan seorang artis yang beralih menjadi desainer. Ia adalah potret perempuan yang menjadikan ujian hidup sebagai kekuatan, yang membangun bisnis dengan nilai spiritual, dan yang berhasil menorehkan jejak di panggung modest fashion global.
Dari penantian panjang menjadi ibu hingga membangun ekosistem bisnis kreatif, Zaskia menunjukkan bahwa kesuksesan sejati bukan hanya soal materi, tetapi juga tentang kebermaknaan. Inilah sisi Zaskia yang jarang dibahas, namun justru paling menginspirasi.